Skip to content
Home » Review » Assassin’s Creed Valhalla – Ketika Viking Menjadi Seorang Assassin

Assassin’s Creed Valhalla – Ketika Viking Menjadi Seorang Assassin

Assassin's Creed Valhalla

Assassin’s Creed Valhalla – Ubisoft adalah salah satu publisher dan developer yang memiliki beberapa franchise game yang cukup rutin dirilis. Salah satunya adalah Assassin’s Creed. Seri ini pasti dirilis oleh Ubisoft beberapa tahun sekali. Dan seri terakhir yang dirilis oleh Ubisoft adalah Assassin’s Creed Valhalla. Apabila melihat kebelakang, seri Assassin’s Creed bisa dibilang seri yang menggantikan seri Prince of Persia yang sempat laris di tahun 2000an. Akan tetapi, seri terakhir yang dirilis di tahun 2008 silam kurang mendapatkan animo yang baik dari gamers, Ubisoft menghentikan seri tersebut, dan akhirnya seri Assassin’s Creed lahir.

Assassin's Creed Valhalla

Berbeda dengan seri Prince of Persia, Ubisoft tetap tidak gentar terus melanjutkan franchise satu ini meski beberapa seri sebelumnya pernah dianggap gagal. Setelah tidak berhasilnya Assassin’s Creed Syndicate, akhirnya seri ini kembali mendapatkan perhatiannya lagi setelah rilisnya Assassin’s Creed Origin dan juga Odyssey. Kedua seri tersebut menjadi jawaban dari banyak hal yang kurang di seri Syndicate.

Ubisoft tidak pernah kehilangan ide untuk seri Assassin’s Creed, salah satunya untuk seri terakhir yang mengambil tema Viking. Namun, apakah perbedaan yang disuguhkan oleh Valhalla dengan seri-seri sebelumnya? Pada kesempatan kali ini, kami dari Laptopnesia akan membahas game Assassin’s Creed terbaru ini untuk kalian yang penasaran dengan Assassin’s Creed Valhalla. Bagi kalian yang penasaran, ikuti artikel ini hingga akhir.

Kisah Kolosal dan Pengkhiantan Antara Dua Orang Sahabat (Saudara Angkat)

Assassin’s Creed Valhalla mengambil setting di tahun 873 di masa bangsa Viking berkelana dan menemukan sebuah daerah baru yang kini berubah menjadi Inggris. Di sini kalian akan memainkan seorang laki-laki dari bangsa Viking bernama Eivor. Ada sedikit jalan cerita Valhalla yang mengingatkan kami pada Assassin’s Creed kedua yakni bagian terbaginya dua zaman.

Baca Juga  MSI Alpha 15: Laptop Gaming Pertama dengan VGA AMD 7nm

Assassin's Creed Valhalla

Di dalam game ini terdapat zaman dahulu di mana hidupnya seorang ksatria Viking bernama Eivor dan juga seorang yang hidup di dunia modern bernama Layla Hassan yang sedang meneliti gelombang elektromagnetik di bumi yang berpotensi menimbulkan bencana besar. Untuk itu, Layla harus menelusuri jejak Eivor yang menjadi solusi dari bencana tersebut.

Eivor ini merupakan anak angkat dari Styrbjorn yang merupakan raja di Norwegia. Raja tersebut memiliki juga seorang anak kandung bernama Sigurd. Namun, Sigurd memberontak pada ayahnya karena keputusannya untuk berkonsiliasi dengan raja yang baru.

Maka dari itu, Sigurd mengajak Eivor untuk membentuk kerajaannya sendiri di suatu tempat. Di dalam perjalannya dalam membentuk kerajaan baru, ternyata tidaklah semulus yang dibayangkan. Eivor harus berkonflik dengan kerajaan-kerajaan di sekitar. Di perjalanannya ini Ia juga harus bertarung melawan Order of the Ancients yang merupakan organisasi Templar yang ingin berkuasa.

Eivor: Bisa Laki-Laki dan Juga Perempuan

Di dalam Assassin’s Creed Valhalla, kalian bisa memilih gender dari sang karakter utama, apakah ia seorang laki-laki atau pun seorang perempuan. Fitur ini yang membedakan dengan seri Assassin’s Creed Odyssey di mana karakter laki-laki maupun perempuannya adalah dua karakter yang berbeda yang bisa kalian pilih. Tidak ada perbedaan antara Eivor laki-laki atau pun perempuan dari segi kemampuannya. Keduanya memiliki kemampuan yang sama dan sama-sama menjadi seorang pemimpin atau raja di sebuah kerajaan.

Assassin's Creed Valhalla

Bangsa Viking di kenal sebagai bangsa yang suka berperang. Namun, di game ini, sebagaimana tema dasarnya, beberapa dari kalian sangat sulit membayangkan apabila seorang Viking yang suka berperang secara langsung kini menjadi pembunuh yang membunuh musuh-musuhnya di dalam senyap.

Semenjak seri Odyssey, unsur RPG sudah terbangun di dalam Assassin’s Creed. Begitu juga di dalam Valhalla. Di dalam seri Assassin’s Creed terbaru ini bisa membuat permainan menjadi lebih imersif. Sebagaimana game RPG pada umumnya, terdapat fitur upgrade di dalamnya, seri Assassin’s Creed terbaru ini menghadirkan fitur crafting yang cukup seru. Tak hanya itu saja, di dalam game ini kalian bisa menemukan kegiatan lain ketika kalian bosan menjalankan misi. Di Valhalla, kalian bisa melakukan aktivitas seperti memancing, berburu, meminum dari gelas berbentuk tandung, bermain dadu Orlog, dan yang lainnya.

Kesimpulan: Layakkah Assassin’s Creed Valhalla Dibeli?

Kesuksesan yang dibawa oleh Origin dan Odyssey bisa dibawa dengan apik oleh Valhalla dengan memberikan fitur-fitur dan unsur-unsur baru. Akan tetapi, unsur Assassin’s yang ada pada game ini tidak sekental dengan pendahulunya. Entah karena game ini mengusung tema Viking atau tidak. Meskipun begitu, game ini bagi kami tetap sangat menyenangkan ketika dimainkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *